Senin, 08 Juni 2015

Bahasa dalam Komunikasi



Bahasa dalam Komunikasi
KOMUNIKASI BAHASA
Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat intraksi yangt hanya dimiliki manusia. Didalam kehidupannya dimasyarakat, sebenarnya manusia dapat juga menggunakan alat komunikasi lain, selain bahasa. Namun, tamapaknya bahasa merupakan alat bkomunikasi yang baik. Oleh karena itu, untuk memahami bagaimana wujud komunikasi yang dilakukan dengan bahasa ini, terlebih dahulu akan dibicarakan apa hakikat bahasa, apa hakikat komunikasi kemudian baru dibicarakan apa dan bagaimana komunikasi bahasa itu, serta apa dan bagaimana kelebihannya dari alat komunikasi lain.
HAKIKAT BAHASA
Hakikat bahasa itu antara lain adalah bahwa sistem bahasa itu sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbiter, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi. Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu bentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Bahasa selain bersifat sistematis juga bersifat sistemis. Sistemis maksudnyabahasa itu tersusun menurut suatu pola tertentu tidak tersusun secara acak atau sembarangan. Sedangkan sistemis artinya sistem bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, melainkan terdiri dari sejumlah subsistem, yakni subsistem fonilogi, subsistem morfologi, subsistem sintsksis, dan subsistem leksikon.
Sistem bahasa yang dibicarakan diatas adalah berupa lambang-lambang dalam bentuk bunyi. Artinya, lambang-lambang itu berbentuk bunyi, yang lazim disebut bunyi ujar atau bunyi bahasa. Setiap lambang bunyi memiliki  atau menyatakan sustu konsep atau makna. Jika ada lambang bunyi yang tidak bermakna atau tidak menyatakan suatu konsep, maka lambang tersebut tidak termasuk sistem suatu bahasa. Dalam bahasa indonesia satuan bunyi (air), (kuda) dan (meja) adalah lambang ujaran karna memiliki makna; tetapi bunyi-bunyi(rai), (akud), dan (ajem) bukan lah lambang ujaran karna tidak memiliki makna.
Lambang bunyi bahasa itu bersifat arbitrer. Artinya, hubungan antara lambang dengan yang dilambungkannya tidak brsifat wajib, bisa berubah, dantidak dapat di jelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Bukti kearbitreran ini dapat juga dilihat dari banyaknya sebuah konsep yang dilambangkan dengan beberapa lambang bunyi yang berbeda. Misalnya, untuk konsep’setumpuk lembaran kertas bercetak atau berjilid’ dalam bahasa indonesia disebut (buku) dan (kitab).
Meskipun lambang-lambang bahasa itu bersifat arbitrer, tetapi juga bersifat kovensial. Artinya, setiap penutur bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan. Bahasa bersifat produktif, artinya dengan sejumlah unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas.
Bahasa itu bersifat dinamis, maksudnya, bahasa itu tidak terlepas dari berbagai kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tatarn apa saja; fonologis, morfologis, sintaksis, semantik, dan leksikon. Yang tampak jelas biasanya adalah pada tataran leksikon. Pada setiap waktu mukin saja ada  kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata yang tenggelam, tidak digunakan lagi. Umpamanya kata kempa, perigi, dan centang-perenang yang dulu ada digunakan dalam bahasa indonesia.
Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasan yang berbeda.
Ciri-ciri bahasa seperti yang dibicarakan diatas, yang menjadi indikator akan hakikat bahasa adalah menurut pandangan linguistik umum (general linguistics), yang melihat bahasa sebagai bahasa. Menurut pandangan sosiolinguistik bahasa itu juga mempunyai ciri sebagai alat interaksi sosial dan sebagai alat mengidentifikasikan diri.
FUNGSI-FUNGSI BAHASA
Bahasa adalah alat untuk  berintraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti, alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan. Konsep bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran sudah mempunyai sejarah yang panjang jika kita menyulusuri sejarah studi bahasa studi bahasa pada masa lalu.
Bagi sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi untuk menyamapikan pikiran dianggap terlalu sempit, sebab seperti dikemukan Firman (1972) bahwa yang jadi persoalan sosialinguistik adalah ”who speak what language to whom, when and to what end”. Oleh karna itu, fungsi-fungsi bahasa itu, antara lain, dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat pembicaraan.
Dilihat dari segi penutur, maka bahasa itu berfungsi sebagai persianol atau pribadi. Maksudnya, sipenutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Sipenutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini pihak si penutur sedih, marah, atau gembira.
Dilihat dari segi pendengar atau lawan bicara. Maka bahasa itu berfungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar ( lihat finnocchiaro 1974;halliday 1973 menyebutkan fungsi insrumental; dan jakobson 1960 menyebutkan fungsi retorika). Disini bahasa itu tidak”hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dimuai si pembicara.
Dilihat dari segi kontak antara penutur dan pendengar maka bahsa disini berfungsi fatik (jakobson 1960; finnoochiaro 1974 menyebutkan interpersional; dan halliday 1973 menyebutkn interactional0, yaitu fungsi menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasan bersahabat atau solidaritas sosial.
Dilihat dari segi topik ujaran, maka bahasa itu berfungsi referensial(finoocchiaro 1974;haliday1973 menyebutkan representational;jakobson 1960 menyebutkan fungsi kognitif),  ada juga yang menyebutkan fungsi denotatif atau fungsi informatif. Di sni bahasa itu berfungsi sebagai alat untuk membicarakan objek atau peristiwa  yang ada disekeliling penutur atau yang ada dalam dalam budaya pada umumnya. Fungsi referensial inilah yang melahurkan paham tradisional bahasa itu adalah alat untuk menyatakan bagaimana pendapat para penutur tentang dunia tentang dunianya.
HAKIKAT KOMUNIKASI
Salah satu fungsi bahasa seperti yang dibicarakan di atas ialah sebagai alat komunikasi atau alat interaksi. Lalu, masalah kita sekarang adalah;apakah komunikasi itu. Dalam kita sekarang itu. Dalam webster is new collegiate dictionary (1981;225) dikatakan:
Comunication is a process by which information is exchange between individual through a cammon system of symbol, signs, or behaviour( komunikasi adlah komunikasi proses penukaran informasi antarvidual melalui sistem simbol, tanda, atau tingkah laku yang umum.
Kalau disimak batasan di atas, maka kita dapatkan tiga komponen yang harus ada dalam setiap proses komunikasi, yaitu( 1) pihak yang berkomunikasi, yakni pengirim dan penerima informasi yang dikomunikasikan, yang lazim disebut partisipan; (2) informasi belom di informasikan; dan (3) alat yang digunakan dalam komunikasi itu.
KOMUNIKASI BAHASA
Dalam setiap komunikasi  bahasa ada dua pihak yang terlibat yaitu : pengirim peasan (sender) dan penerima pesan  (receiver). Ujaran (berupa kalimatatau kalimat-kalimat) yang digunakan untuk menyampaikan pesan (berupa gagasan, pikiran, saran, dan sebagainya) itu disebut pesan. Dalam hal ini pesan itu tidak lain pembawa gagasan (pikiran, saran, dan sebagainya) yang disampaikan pengirim (penutur) kepada penerima (pendengar). Setiap proses komunikasi bahasa dimulai isi pengirim merumuskan terlebih dahulu yang ingin diujarkan dalam suatu kerangka gagasan.
Ada dua macam komunikasi bahasa, yaitu: komunikasi searah dan komunikasi dua arah. Dalam komunikasi searah, si pengirim, dan si penerima tetap penerima. Komunikasi searah ini terjadi, misalnya, dalam komunikasi yang bersifat memberitahukan, khotbah dimesjid atau gereja, ceramah yagn tidak diikuti tanya jawab dan sebagainya. Dalam komunikasi dua arah, secara berganti-ganti si pengirim bisa menjadi si penerima, dan penerima bisa menjadi pengirim. Komunikasi dua arah ini terjadi, misalnya, dalam rapat, perundingan, diskusi, dan sebagainya.
Sebagai alat komunikasi, basaha itu terdiri dari dua aspek yaitu aspek linguistik dan aspek non linguistik atau para linguistik. Kedua aspek ini bekerjasama dalam membangun komunikasi bahasa itu. Aspek linguistik mencapai tataran fonologis, morfologis, dan sintaksis. Ketiga tataran ini terbentuknya yang akan disampaikan, yaitu semantik (yang didalamnya terdapat makna, gagasan, ide, dan konsep).
KEISTIMEWAAN BAHASA MANUSIA
Hakikat bahasa sebagai bahasa dan bahasa sebagai alat interaksi sosial sudah dibicarakan pada subbab di atas. Begitu juga hakikat komunikasi sebagai suatu sistem yang dimiliki manusia maupun yang ada pada dunia hewan. Setidaknya ada tiga pakar yang tertarik pada masalah ini, yaitu Hockett, Mc Neil, dan Chomsky. Bila disarikan dari Hockett dan Mc Neill setidaknya ada 16 butir ciri khusus yang membedakan sistem komunikasi bahasa dari sistem komunikasi makhluk lainnya. Keenam belas ciri itu adalah sebagai berikut:
1.      Bahasa itu menggunakan jalur vokal auditif.
2.      Bahasa dapat tersiar kesegala arah, tetapi penerimaannya terarah.
3.      Lambang bahasa yang merupakan bunyi itu cepat hilang setelah diucapkan.
4.     Partisipan dalam komunikasi bahasa dapat saling berkomunikasi (interchangeability)
5.     Lambang bahasa itu dapat menjadi umpan balik yang lengkap.
6.     Komunikasi bahasa mempunyai spesialisasi.
7     Lambang-lambang bunyi dalam komunikasi bahasa adalah bermakna atau merujuk pada hal-hal yang tertentu.
8.   Hubungan antara lambang bahasa dengan maknanya bukan ditentukan oleh adanya suatu ikatan antara keduanya, tetapi ditentukan oleh suatu persetujuan atau konvensi diantara para penutur suatu bahasa.
9.   Bahasa sebagai alat komunikasi manusia dapat dipisahkan menjadi unit satuan-satuan, yakni, kalimat, kata, morfem dan fonem.
10.  Rujukan atau yang sedang dibicarakan dalam bahasa tidak harus selalau ada pada tempat dan waktu kini.
11.  Bahasa bersifat terbuka. Artinya, lambang-lambang ujaran baru dapat dibuat sesuai dengtan keperluan manusia.
12. Kepandaian dan kemahiran untuk menguasai aturan-aturan dan kebiasaan-kebiasaan berbahasa manusia diperoleh dari belajar bukan melalui gen-gen yang dibawa sejak lahir.
13.  Sehubungan dengan ciri(12) diatas maka bahasa itu dapat dipelajari.
14.  Bahasa dapat digunakan untuk menyatakan yang benar dan yang tidak benar, atau juga yang tidak bermakna secara logika.
15. Bahasa memiliki dua subsistem, yaitu subsistem bunyi dan subsistem makna, yang memungkinkan bahasa itu memiliki keekonomian fungsi.
16.  Ciri terakhir adalah bahasa itu dapat kita gunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri.
SUMBER
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta
http://threeaningsih.blogspot.com/2013/05/sosiolinguistik-komunikasi-bahasa.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar