Bahasa dalam Komunikasi
KOMUNIKASI
BAHASA
Fungsi utama
bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat intraksi yangt hanya dimiliki
manusia. Didalam kehidupannya dimasyarakat, sebenarnya manusia dapat juga
menggunakan alat komunikasi lain, selain bahasa. Namun, tamapaknya bahasa
merupakan alat bkomunikasi yang baik. Oleh karena itu, untuk memahami bagaimana
wujud komunikasi yang dilakukan dengan bahasa ini, terlebih dahulu akan
dibicarakan apa hakikat bahasa, apa hakikat komunikasi kemudian baru dibicarakan
apa dan bagaimana komunikasi bahasa itu, serta apa dan bagaimana kelebihannya
dari alat komunikasi lain.
HAKIKAT BAHASA
Hakikat
bahasa itu antara lain adalah bahwa sistem bahasa itu sebuah sistem lambang,
berupa bunyi, bersifat arbiter, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi.
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu bentuk oleh sejumlah komponen
yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Bahasa selain bersifat
sistematis juga bersifat sistemis. Sistemis maksudnyabahasa itu tersusun menurut
suatu pola tertentu tidak tersusun secara acak atau sembarangan. Sedangkan
sistemis artinya sistem bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, melainkan
terdiri dari sejumlah subsistem, yakni subsistem fonilogi, subsistem morfologi,
subsistem sintsksis, dan subsistem leksikon.
Sistem
bahasa yang dibicarakan diatas adalah berupa lambang-lambang dalam bentuk
bunyi. Artinya, lambang-lambang itu berbentuk bunyi, yang lazim disebut bunyi
ujar atau bunyi bahasa. Setiap lambang bunyi memiliki atau menyatakan sustu konsep atau makna. Jika
ada lambang bunyi yang tidak bermakna atau tidak menyatakan suatu konsep, maka
lambang tersebut tidak termasuk sistem suatu bahasa. Dalam bahasa indonesia
satuan bunyi (air), (kuda) dan (meja) adalah lambang ujaran karna memiliki
makna; tetapi bunyi-bunyi(rai), (akud), dan (ajem) bukan lah lambang ujaran
karna tidak memiliki makna.
Lambang
bunyi bahasa itu bersifat arbitrer. Artinya, hubungan antara lambang dengan
yang dilambungkannya tidak brsifat wajib, bisa berubah, dantidak dapat di
jelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Bukti kearbitreran
ini dapat juga dilihat dari banyaknya sebuah konsep yang dilambangkan dengan
beberapa lambang bunyi yang berbeda. Misalnya, untuk konsep’setumpuk lembaran
kertas bercetak atau berjilid’ dalam bahasa indonesia disebut (buku) dan
(kitab).
Meskipun
lambang-lambang bahasa itu bersifat arbitrer, tetapi juga bersifat kovensial.
Artinya, setiap penutur bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan
yang dilambangkan. Bahasa bersifat produktif, artinya dengan sejumlah unsur
yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak
terbatas.
Bahasa itu
bersifat dinamis, maksudnya, bahasa itu tidak terlepas dari berbagai
kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat
terjadi pada tatarn apa saja; fonologis, morfologis, sintaksis, semantik, dan
leksikon. Yang tampak jelas biasanya adalah pada tataran leksikon. Pada setiap
waktu mukin saja ada kosakata baru yang
muncul, tetapi juga ada kosakata yang tenggelam, tidak digunakan lagi.
Umpamanya kata kempa, perigi, dan centang-perenang yang dulu ada digunakan
dalam bahasa indonesia.
Bahasa itu
beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu
yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang
mempunyai latar belakang sosial dan kebiasan yang berbeda.
Ciri-ciri
bahasa seperti yang dibicarakan diatas, yang menjadi indikator akan hakikat
bahasa adalah menurut pandangan linguistik umum (general linguistics), yang melihat bahasa sebagai bahasa. Menurut
pandangan sosiolinguistik bahasa itu juga mempunyai ciri sebagai alat interaksi
sosial dan sebagai alat mengidentifikasikan diri.
FUNGSI-FUNGSI
BAHASA
Bahasa
adalah alat untuk berintraksi atau alat
untuk berkomunikasi, dalam arti, alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,
konsep, atau juga perasaan. Konsep bahasa adalah alat untuk menyampaikan
pikiran sudah mempunyai sejarah yang panjang jika kita menyulusuri sejarah
studi bahasa studi bahasa pada masa lalu.
Bagi
sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi untuk
menyamapikan pikiran dianggap terlalu sempit, sebab seperti dikemukan Firman
(1972) bahwa yang jadi persoalan sosialinguistik adalah ”who speak what
language to whom, when and to what end”. Oleh karna itu, fungsi-fungsi bahasa
itu, antara lain, dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topik, kode, dan
amanat pembicaraan.
Dilihat dari
segi penutur, maka bahasa itu berfungsi sebagai persianol atau pribadi.
Maksudnya, sipenutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya.
Sipenutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga
memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini pihak
si penutur sedih, marah, atau gembira.
Dilihat dari
segi pendengar atau lawan bicara. Maka bahasa itu berfungsi direktif, yaitu
mengatur tingkah laku pendengar ( lihat finnocchiaro 1974;halliday 1973
menyebutkan fungsi insrumental; dan jakobson 1960 menyebutkan fungsi retorika).
Disini bahasa itu tidak”hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi
melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dimuai si pembicara.
Dilihat dari
segi kontak antara penutur dan pendengar maka bahsa disini berfungsi fatik
(jakobson 1960; finnoochiaro 1974 menyebutkan interpersional; dan halliday 1973
menyebutkn interactional0, yaitu fungsi menjalin hubungan, memelihara,
memperlihatkan perasan bersahabat atau solidaritas sosial.
Dilihat dari
segi topik ujaran, maka bahasa itu berfungsi referensial(finoocchiaro
1974;haliday1973 menyebutkan representational;jakobson 1960 menyebutkan fungsi
kognitif), ada juga yang menyebutkan
fungsi denotatif atau fungsi informatif. Di sni bahasa itu berfungsi sebagai
alat untuk membicarakan objek atau peristiwa
yang ada disekeliling penutur atau yang ada dalam dalam budaya pada
umumnya. Fungsi referensial inilah yang melahurkan paham tradisional bahasa itu
adalah alat untuk menyatakan bagaimana pendapat para penutur tentang dunia
tentang dunianya.
HAKIKAT KOMUNIKASI
Salah satu
fungsi bahasa seperti yang dibicarakan di atas ialah sebagai alat komunikasi
atau alat interaksi. Lalu, masalah kita sekarang adalah;apakah komunikasi itu.
Dalam kita sekarang itu. Dalam webster is new collegiate dictionary (1981;225)
dikatakan:
Comunication
is a process by which information is exchange between individual through a
cammon system of symbol, signs, or behaviour( komunikasi adlah komunikasi
proses penukaran informasi antarvidual melalui sistem simbol, tanda, atau
tingkah laku yang umum.
Kalau disimak batasan di atas,
maka kita dapatkan tiga komponen yang harus ada dalam setiap proses komunikasi,
yaitu( 1) pihak yang berkomunikasi, yakni pengirim dan penerima informasi yang
dikomunikasikan, yang lazim disebut partisipan; (2) informasi belom di
informasikan; dan (3) alat yang digunakan dalam komunikasi itu.
KOMUNIKASI
BAHASA
Dalam setiap
komunikasi bahasa ada dua pihak yang
terlibat yaitu : pengirim peasan (sender)
dan penerima pesan (receiver). Ujaran (berupa kalimatatau kalimat-kalimat) yang
digunakan untuk menyampaikan pesan (berupa gagasan, pikiran, saran, dan
sebagainya) itu disebut pesan. Dalam hal ini pesan itu tidak lain pembawa
gagasan (pikiran, saran, dan sebagainya) yang disampaikan pengirim (penutur)
kepada penerima (pendengar). Setiap proses komunikasi bahasa dimulai isi
pengirim merumuskan terlebih dahulu yang ingin diujarkan dalam suatu kerangka
gagasan.
Ada dua
macam komunikasi bahasa, yaitu: komunikasi searah dan komunikasi dua arah.
Dalam komunikasi searah, si pengirim, dan si penerima tetap penerima.
Komunikasi searah ini terjadi, misalnya, dalam komunikasi yang bersifat
memberitahukan, khotbah dimesjid atau gereja, ceramah yagn tidak diikuti tanya
jawab dan sebagainya. Dalam komunikasi dua arah, secara berganti-ganti si
pengirim bisa menjadi si penerima, dan penerima bisa menjadi pengirim.
Komunikasi dua arah ini terjadi, misalnya, dalam rapat, perundingan, diskusi,
dan sebagainya.
Sebagai alat
komunikasi, basaha itu terdiri dari dua aspek yaitu aspek linguistik dan aspek
non linguistik atau para linguistik. Kedua aspek ini bekerjasama dalam
membangun komunikasi bahasa itu. Aspek linguistik mencapai tataran fonologis,
morfologis, dan sintaksis. Ketiga tataran ini terbentuknya yang akan
disampaikan, yaitu semantik (yang didalamnya terdapat makna, gagasan, ide, dan
konsep).
KEISTIMEWAAN
BAHASA MANUSIA
Hakikat
bahasa sebagai bahasa dan bahasa sebagai alat interaksi sosial sudah
dibicarakan pada subbab di atas. Begitu juga hakikat komunikasi sebagai suatu
sistem yang dimiliki manusia maupun yang ada pada dunia hewan. Setidaknya ada
tiga pakar yang tertarik pada masalah ini, yaitu Hockett, Mc Neil, dan Chomsky.
Bila disarikan dari Hockett dan Mc Neill setidaknya ada 16 butir ciri khusus
yang membedakan sistem komunikasi bahasa dari sistem komunikasi makhluk
lainnya. Keenam belas ciri itu adalah sebagai berikut:
1. Bahasa itu menggunakan jalur vokal
auditif.
2. Bahasa dapat tersiar kesegala arah,
tetapi penerimaannya terarah.
3. Lambang bahasa yang merupakan bunyi itu
cepat hilang setelah diucapkan.
4. Partisipan dalam komunikasi bahasa dapat
saling berkomunikasi (interchangeability)
5. Lambang bahasa itu dapat menjadi umpan balik
yang lengkap.
6. Komunikasi bahasa mempunyai spesialisasi.
7 Lambang-lambang bunyi dalam komunikasi bahasa
adalah bermakna atau merujuk pada hal-hal yang tertentu.
8. Hubungan antara lambang bahasa dengan maknanya bukan
ditentukan oleh adanya suatu ikatan antara keduanya, tetapi ditentukan oleh
suatu persetujuan atau konvensi diantara para penutur suatu bahasa.
9. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia dapat dipisahkan
menjadi unit satuan-satuan, yakni, kalimat, kata, morfem dan fonem.
10. Rujukan atau yang sedang dibicarakan dalam bahasa tidak harus
selalau ada pada tempat dan waktu kini.
11. Bahasa bersifat terbuka. Artinya, lambang-lambang ujaran baru
dapat dibuat sesuai dengtan keperluan manusia.
12. Kepandaian dan kemahiran untuk menguasai aturan-aturan dan
kebiasaan-kebiasaan berbahasa manusia diperoleh dari belajar bukan melalui
gen-gen yang dibawa sejak lahir.
13. Sehubungan dengan ciri(12) diatas maka bahasa itu dapat
dipelajari.
14. Bahasa dapat digunakan untuk menyatakan yang benar dan yang
tidak benar, atau juga yang tidak bermakna secara logika.
15. Bahasa memiliki dua subsistem, yaitu subsistem bunyi dan
subsistem makna, yang memungkinkan bahasa itu memiliki keekonomian fungsi.
16. Ciri terakhir adalah bahasa itu dapat kita gunakan untuk
membicarakan bahasa itu sendiri.
SUMBER
Chaer, Abdul dan Leonie
Agustina. 2010. Sosiolinguistik.
Jakarta: Rineka Cipta
http://threeaningsih.blogspot.com/2013/05/sosiolinguistik-komunikasi-bahasa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar